Minggu, 23 Januari 2011

Mengapa Laki - Laki Mimpi Basah?



Anak laki-laki yang sudah memasuki masa pubertas, normalnya akan mengalami mimpi basah. Untuk pertama kali, hal ini mungkin terasa aneh, tapi ini adalah hal yang wajar. Mengapa pria mengalami mimpi basah? sebelumnya : Kapan Pria Berhenti Mimpi Basah?

Mimpi basah (orgasme spontan) atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan emisi nokturnal, merupakan pengeluaran cairan semen (air mani) di waktu tidur yang biasanya terjadi ketika seorang laki-laki sudah memasuki masa pubertas.

Dilansir dari YoungMensHealthSite, emisi noktural biasanya terjadi karena adanya peningkatan hormon testosteron atau kelebihan cairan semen yang tidak dikeluarkan melalui hubungan seksual dan masturbasi.

Emisi noktural ini terjadi karena adanya tekanan atau stimulasi pada alat kelamin oleh kasur atau seprai, mimpi erotis, kandung kemih penuh atau kenangan dari aktivitas atau pikiran seksual.

Mimpi basah ini terjadi pada saat seseorang mengalami tidur dalam atau tidur REM (gerakan mata cepat atau rapid eye movement), yaitu tahap tidur yang mana mimpi terjadi. Yang kemudian laju respirasi dan aktivitas otak meningkat, serta otot-otot menjadi lebih rileks, yang ditandai dengan gerakan bola mata yang cepat.

Pada saat tidur dalam itu, pria biasanya mengalami ereksi sekitar 3-5 kali. Bila ia mengalami stimulasi kelamin atau mimpi erotis, maka dimungkinkan terjadinya ejakulasi atau orgasme saat tidur, atau yang disebut dengan mimpi basah.

Kebanyakan pria mengalami emisi noktural ketika remaja atau dewasa muda, sekitar usia 20-an dan 30-an tahun. Tapi tak jarang pula pria dewasa tua yang mengalaminya.

Frekuensi emisi noktural bisa sangat bervariasi di antara pria, tergantung pada usia dan status perkawinan. Dilansir dari TimesOnline, remaja usia 15 tahun rata-rata mengalami 0,36 kali seminggu atau sekitar 1-2 kali sebulan. Sedangkan orang yang sudah menikah usia 50 tahun bisa mengalaminya 2 bulan sekali.

Frekuensi ini cenderung berkurang seiring usia. Tapi banyak pria yang terus mengalaminya hingga usia 70-an tahun.

Seorang remaja mungkin memiliki kesulitan mengingat mimpi atau merasa bingung ketika mengalami mimpi basah. Beberapa orang bangun karena merasa risih saat tempat tidurnya basah. Tapi hal ini sepenuhnya normal dan tak perlu malu.



Rabu, 19 Januari 2011

Aksi Memalukan Fans Band Sm*sh




INILAH.COM, Jakarta – Penggemar muda boyband Tanah Air, Sm*sh, tampaknya harus mendapat perhatian khusus. Terutama karena aksi mereka yang memalukan di beberapa forum internet.

Hal ini terungkap setelah berulangkali penggemar-penggemar Sm*sh yang menyebut diri mereka sebagai SmashBlash (SB) kerap salah masuk ke forum yang sama sekali tak ada hubungannya dengan band bergaya Korea tersebut.

Selain nyasar di laman Sm*sh asal Korea, mereka juga salah masuk ke laman Sm*sh asal Jerman. Yang paling parah adalah aksi memalukan di laman penggemar salah satu merek fesyen asal Perancis, Morgan de Toi.

Usut punya usut, ternyata para penggemar ini mengira bahwa laman Morgan de Toi ini adalah milik salah satu personil Sm*sh, yang memiliki nama mirip, Morgan Oey.

Tingkah para SB yang rata-rata remaja putri ini membuat laman fesyen Prancis di Facebook yang hanya mengusung nama Morgan itu menuliskan status konfirmasi pada 21 Maret lalu. Konfirmasi itu tampaknya diterjemahkan susah payah ke dalam bahasa Indonesia, menggunakan Google Translate.

Laman Morgan ini membuat empat status serupa selama empat hari. “Kepada para fans di Indonesia, kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan tanggapan anda untuk Facebook kami. Kami ingin menginformasikan bahwa Facebook Morgan tidak ada hubungannya dengan Vokalis utama SM*SH boyband/Band,” demikian status itu.

Namun, para SB entah tak peduli atau entah keras kepala, entah juga karena pengetahuan yang minim, malah menuding Morgan berbohong. Seperti pengguna Facebook atas nama Shanty R yang menyatakan, “Gak mungkin.”

Kemudian ada juga penggemar yang menulis, “Hai ka morgan aqu fans bgtzz ma ka morgan,,'ka morgan unyu,,,unyu dech ” Pengguna yang satu ini, seperti kawan-kawan SB lainnya, masih tak percaya jika laman ini bukan milik Morgan Sm*ash.

Di sisi lain, pengguna Facebook yang tampak lebih pintar, menertawakan tingkah para SB. Mereka menilai, tidak semua pengguna internet di Tanah Air, terutama kalangan remaja, benar-benar mengerti dunia maya. Seperti pengguna bernama YodaNurul J yang menyatakan, “gini nih kalo internet tidak dipahami dengan benar, haduh.”

Tingkah aneh para SB ini semakin menghebohkan setelah para pengguna forum internet terbesar Indonesia, ******, mengeksposnya.

Selasa, 11 Januari 2011


29 Fakta Yang Mungkin Belum Banyak Diketahui

Dapet sesuatu yang sayang kalo tidak di republish yakni sebuah informasi yang menurut saya memang banyak yang belum mengetahui terlepas informasi ini benar atau tidak, tepat atau tidak tepat setidaknya memberikan wawasan tersendiri.
Fakta, itulah yang akan coba disampaikan dari tulisan yang saya peroleh dari salah satu Page Facebook (entah sumber aslinya darimana), berikut informasi detilnya dan harap disimak baik-baik dari nomor 1 sampai nomor 30.
1. Lihat retsleting anda.. YKK bukan? itu singkatan dari Yoshida Kogyo Kabushibibaisha, perusahaan resleting terbesar di dunia.
2. Suara "wek..wek..wek" bebek gak akan menggema baik di gua, lembah, dll.. en sejauh ini belum ada penjelasan dari para ilmuwan.
3. 40% untung McD dari penjualan Happy Meals.
4. Rata-rata 12 bayi yg lahir di dunia tiap hari, diserahkan ke orang tua yg salah (tertukar-tukar) .
5. Coklat asli (dari buah coklat yg baru dijemur/kering) dapat membunuh anjing, menyerang jantung dan sistim sarafnya. Dosis yang diperlukan: 5 ons untuk anjing kecil/poodle.
6. Sebagian besar lipstik dari merek-merek terkenal, bahan bakunya memakai sisik ikan laut.
7. Tahun 1830, kecap dijual sebagai obat.
8. Leonardo Da Vinci bisa menulis sambil tangan yg lain menggambar di saat yg sama.
9. Leonardo Da Vinci penemu gunting.
10. Leonardo Da Vinci menggambar Mona Lisa selama 10 tahun.
11. Di semua casino di Las Vegas gak terdapat jam dinding, jam meja, dll.
12. Adegan berkelahi Bruce Lee terlalu cepat, hingga musti diedit filmnya diperlambat gerakannya agar terlihat normal.
13. Produk pertama yg menggunakan bar code adalah permen karet Wrigley's.
14. Pemilik perusahaan Marlboro yg pertama meninggal gara2 kanker paru2 (nah lo…).
15. Honor Michael Jordan dari Nike lebih banyak dari jumlah gaji seluruh buruh pabrik Nike di Malaysia.
16. Ibu Adolf Hitler tadinya mau aborsi dia.. tp diselametin ama dokter. Seandainya saja….
17. Nama orang di dunia yg paling banyak adalah Muhammad.
19. Karet gelang akan lebih kuat bila didinginkan di kulkas dulu.
20. Dalam bahasa Inggris, kata "dreamt" adalah satu2nya yg berakhiran "mt".
21. Gak akan mungkin anda bersin sambil melek. Coba aja! –> ini pernah jadi pertanyaan di babak bonus Kuis Siapa Berani di Indosiar loh
22. Kecoak masih bisa bertahan hidup 10 hari tanpa kepala.
23. Otak bekerja lebih aktif ketika tidur dari pada ketika nonton TV (apalagi kalo yang ditonton sinetron).
24. 80% penduduk Amerika menyukai warna biru.
25. Lebih banyak jumlah ayam dari pada manusia di dunia.
26. Di Islandia tidak diperbolehkan memelihara anjing.
27. Di Washington DC, lebih banyak jumlah sambungan telepon dari pada jumlah penduduknya.
28. Rata-rata waktu yg dibutuhkan orang dari mulai memejamkan mata hingga tidur adalah 7 menit.
29. Penyajian info seperti ini kerap membuat orang tak memperhatikan nomer urutnya. Sedikit sekali yang sadar bahwa di sini tak ada nomor 18
30. Akhirnya, hampir semua yang baca artikel ini mencoba memastikan bahwa no 18-nya memang bener2 gak ada, he he he……

Sumber : facebook

Senin, 10 Januari 2011

5 Karya anak bangsa yang bikin bangga




Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian dibidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Panser beroda 6 ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam. Mampu melompati parit selebar satu meter dan menanjak dengan kemiringan sampai dengan 45 derajat. Panser ini dilapisi baja anti peluru yang apabila diberondong dengan AK47 atau M-16 dijamin tidak akan tembus.



Pesawat Gatotkaca N-250

Pesawat ini adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT. Dirgantara Indonesia) Diluncurkan tahun 1995. Kode N artinya Nusantara, menunjukan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industry penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama Gatotkaca dan primadona IPTN merebut pasar kelas 50-70 penumpang.



KRI-Krait-827

Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots.



Smart Eagle II (SE II)


Merupakan Prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi dimalam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk opsi penginderaannya.



Mobil Arina-SMK

Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.

Selasa, 04 Januari 2011

Asal Usul Nama Indonesia


Asal Usul Nama Indonesia




Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama.

Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan").

Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).

Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.

Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.

Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur")), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):

"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. [1]

Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. [1]

Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.

Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia").

[sunting] Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai akibatnya, pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. [1]

Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,

"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia-Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia-Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesië diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Permohonan ini ditolak.

Dengan pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia-Belanda". Pada tanggal 17 Agustus 1945, menyusul deklarasi Proklamasi Kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.