Kamis, 14 Januari 2010

BAHASA INDONESIA TERASA ASING DI NEGERI SENDIRI




Terdengar aneh memang judul diatas, tapi itulah yang terjadi di negeri kita tercinta ini, Sumpah pemuda yang diikrarkan tanggal pada 28 Oktober 1928 bertempat di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat, secara jelas menyatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara dan rakyat Indonesia. Sebenarnya penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar sudah secara resmi dikeluarkan pemerintah dan berlaku sejak 1972 dengan nama Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan telah mengalami perubahan dan penyempurnaan secara periodik.

Bahasa Melayu sebenarnya adalah dasar atau asal muasal bahasa Indonesia, akan tetapi seiring waktu dan kebiasaan pelafalan rakyat Indonesia menjadikan bahasa Indonesia mengalami perubahan, itu dikarenakan bahasa Indonesia menyerap unsur unsur bahasa lain yang kerap digunakan masyarakat Indonesia, diantaranya berasal dari bahasa daerah di dalam negeri dan juga unsur bahasa dari luar negeri

Saya akan mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi bahasa Indonesia menjadi kurang populer dikalangan masyarakat, dikarenakan faktor kebiasaan masyarakat itu sendiri, dunia pendidikan, dunia kerja, perkembangan teknologi disegala bidang yang menuntut pengguna harus mengerti dan memahami bahasa/istilah asing. Yang sangat mencolok dan sangat besar pengaruhnya adalah penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional yang juga berdampak pada semakin terpuruknya penggunaan bahasa Indonesia dalam segala bidang.

Dalam dunia pendidikan melalui Lembaga Pendidikan Bertaraf Internasional itu menurut analis saya justru akan mengebiri empat ketrampilan bahasa Indonesia,; berbicara, menulis, mendengar dan membaca. Pendidikan Bertaraf Internasional yang bertarif Internasional justru akan menjauhkan anak-anak dari bahasa Indonesia yang baik. Bahasa asing (inggris) yang lebih digenjot dari pada bahasa sendiri, yang sebenarnya tidak banyak menguntungkan bangsa Indonesia. Wajar, jika sekarang negara kita kekurangan penulis-penulis sastra. Jurusan bahasa Indonesia diberbagai kampus Indonesia peminatnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan jurusan bahasa Inggris. Sebab, mahasiswa berfikir jurusan bahasa Indonesia tidak akan menjamin finasialnya. Sedangkan bahasa Asing, seperti; Inggris, Mandarin lebih menjanjikan secara financial. Sebab, Indonesia mulai dibanjiri perusahaan asing. Dengan berbekal bahasa Inggris hidup lebih berkah dan cerah menatap masa depan. Sebuah contoh Dokter-dokter asing sudah mulai masuk wilayah Indonesia Rumah sakit mulai bertebaran dimana-mana dan dokter Indonesia yang mayoritas bahasa Inggrisnya pas-pasan jika ingin menjadi pegawai (praktek) harus menguasai bahasa Inggris. Padahal, orang asing sendiri yang praktek di Indonesia tidak wajib belajar bahasa Indonesia.

Dalam dunia kerja lebih banyak bahasa asing yang digunakan daripada istilah bahasa Indonesia, itu dikarenakan banyak peralatan yang diproduksi oleh orang-orang luar negeri. Banyak sekali petunjuk, peringatan, larangan yang ditulis dalam bahasa Inggris karena penerapan penggunaan standar kerja Internasional oleh dunia kerja demi mendapatkan kepercayaan dan pengakuan dunia Internasional.

Perkembangan teknologi yang luar biasa pesat dalam beberapa dasawarsa ini secara tidak langsung menuntut masyarakat pengguna untuk lebih mempelajari dan mendalami bahasa inggris, yang notabene adalah bahasa asing. Saat ini semua bidang tidak terlepas dari peran sebuah alat canggih yang mampu mengerjakan jauh lebih spektakuler dibanding manusia bernama komputer, sebagaimana kita tahu bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris, begitupun dengan alat-alat rumah tangga yang lain.

Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan sebuah keanehan. Bagaimana tidak hasil Ujian Nasional ( UN )  memperlihatkan hampir sebagian siswa diseluruh Indonesia tidak lulus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sungguh Luar biasa anehnya. Bagaimana tidak aneh Bahasa Indonesia adalah bahasa kita, bahasa sehari-hari kita. Masa kita tidak bisa mendapat nilai yang pantas untuk harga diri kita. Mengapa ini terjadi ???? mungkin ini pertanyaan yang pas terhadap fenomena ini. Bagaimanapun kecewanya kita, ini telah terjadi dan akan menjadi catatan sejarah pendidikan kita. Sangat ironis, sebuah potret tentang wajah pendidikan kita hari, tentang apa yang kita sebut sebagai harga diri dan identitas. Seandainya para pendahulu kita yang meletakan dasar  logika kita ini masih ada, tentu kita bisa bertanya pada mereka, mengapa waktu itu bahasa Belanda dan Bahasa Jepang dihapuskan? tentu mereka akan menjawab bahwa kita punya harga diri sehingga kita tidak boleh mempergunakan bahasa penjajah. Tapi ternyata, justru sebaliknya. Apa yang dipahami oleh para pendahulu kita ternyata tidak dapat dipahami oleh generasi hari ini. Bahkan para pemimpin pun ramai-ramai mempergunakan beberapa istilah bahasa inggris, kita semua tentu sudah paham bahwa bahasa juga menentukan nilai prestisius tentang siapa kita atau status kita di masyarakat.

Saya jadi mengingat cerita beberapa teman asing yang belajar di universitas yang sama dengan saya. Bahwa betapa  bingungnya mereka untuk pertama kali datang ke Indonesia, karena yang mereka dengar tidak sama dengan yang mereka pelajari (masyarakat bahkan pelajar, mahasiswa mempergunakan bahasa gaul atau yang biasa kita kenal sebagai bahasa slang), tidak bisa dipungkiri memang bahwa masyarakat kita merasa lebih luwes dan nyaman mempergunakan bahasa daerah masing-masing ataupun bahasa gaul daripada bahasa Indonesia yang baik dan benar, berbagai komentar dilontarkan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Secara tidak langsung bila hal ini terus terjadi kita sedikit demi sedikit akan kehilangan kepercayaan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut kaidah EYD, karena semakin derasnya tuntutan penggunaan bahasa asing atau bisa dikatakan Ini penjajahan bahasa secara terselubung yang sedang melanda negeri Indonesia tercinta. Sampai kapan hal ini terus terjadi??? Hanya waktu yang dapat menjawabnya, dan jangan sampai nasib bahasa Indonesia demikian terpuruknya sampai-sampai belajar bahasa Indonesia di negeri orang lain, seperti halnya jurusan bahasa Jawa justru berada dinegeri Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar